Pages

Selasa, 04 Desember 2012

suksesi

SUKSESI
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak beruba h) yang mencapai keseimbangan dengan ling kungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropic.
Lalu proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Coba kalian bandingkan kejadian suksesi pada daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau daerah yang sangat kering). Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
  1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
  2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
  3. Kehadiran pemencar benih.
  4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
  5. Jenis substrat baru yang terbentuk
  6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Sukses tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.

ancylostoma duodenale

Ancylostoma duodenale

A. Hospes dan Penyebarannya

Ancylostoma duodenale disebut “cacing tambang” karena ditemukan dieropa yaitu pada pekerja pertambangan yang belum mempunyai fasilitas sanitas yang memadai.Hospes parasit ini adalah manusia ; cacing ini menyebabkan nekatoriasi dan ankilostomiasis.

B. Morfologi dan Lingkungan hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulutnya melekat pada mukosa dinding usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 – 10.000 butir telur perhari. Cacing betina mempunyai panjang 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm. cacing dewasa berbentuk huruf S atau C dan didalam mulutnya ada sepasang gigi. Rongga mulutnya sangat besar. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks. Telur cacing tambang besarnya kira-kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding yang tipis dan di dalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform panjangnya kira-kira 600 mikron.
Daur hidup Ancylostoma duodenale yaitu telur cacing dikeluarkan bersama feses dalam waktu 1-2 hari di dalam tanah, telur tersebut akan menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar tiga hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut masuk melalui aliran darah menuju jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru larva menembus pembuluh darah masuk ke bronkus lalu ke trakea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa



C. Proses infeksi dan Patologi klinik

 Proses infeksiØ
Ancylostoma duodenale hidup di dalam rongga usus halus tapi melekat pada dinding usus dan mengisap darah sebagai makanannya. Infeksi cacing ini menyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan darah (anemia) yang disebab oleh perdarahan pada bekas gigitan cacing, karena cacingnya mengeluarkan anticoagulani ketika ia mengisap darah, akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan produktivitas. Tetapi kekurangan darah ini biasanya tidak dianggap sebagai cacingan namun dianggap karena kekurangan darah yang biasa terjadi karena banyak sebab. Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun (berbagai daerah tertentu) penting dalam penyebaran infeksi. Biasanya terjadi pada golongan pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah, mendapat infeksi lebih besar 70%. Untuk menghindari infeksi ini dengan menggunakan sandal atau sepatu.
 Patologi klinikØ
Gejala klinik yaitu lesu, pucat, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan terhadap penyakit, prestasi menurun dan anemia. Di samping itu terdapat eosinofilia.

D. Diagnose dan Pengobatan

 Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama akan ditemukan larva.Pengobatan dilakukan dengan pirental pamoat (combantri, pyrantin) Mebendazole (vermox, vermona, vircid), albendazole yaitu memberikan hasil yang cukup baik, bilamana digunakan dalam beberapa hari berturu-turut.

E. Cara Pencegahan

1. Pengobatan pada penderita untuk menghilangkan sumber penularan
2. Sanitas dispol, melarang defekasi pada tempat yang terbuka
3. Melindungi individu yang susceptible
4. Memberikan penyuluhan
5. Melindungi diri dengan sandal/sepatu.


F. Epidemiologi

Penyakit ini di Indonesia sering di temukan pada penduduk, terutama di daerah pedesaan yaitu khususnya di dearah perkebunan dan pertambangan yang berhubungan langsung dengan tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,humus) dengan suhu 23°-25°C.

vegetasi

-->
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh - tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenisyang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersamatersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itusendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidupdan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyaikeseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi ditempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatusistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara random sampling hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai systematic sampling, bahkan purposive sampling pun boleh digunakan padakeadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada komposisi spesies,maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak sampling perlu digunakansuatu kurva (lengkung) spesiesnya. Kurva spesies tersebut diperlukan untuk:
1.      Luas atau besar minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan.
2.      Jumlah minimal petak-petak sampling kecil yang diperlukan agar hasilnya mewakili tegakan.
-->
Vegetasi
1.      Luas atau besar minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan.
2.      Jumlah minimal petak-petak sampling kecil yang diperlukan agar hasilnya mewakili tegakan.